DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK

Demam Berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. DBD juga merupakan salah satu penyebab kematian anak yang cukup tinggi di Asia, termasuk di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2017, anak-anak berusia kurang dari 15 tahun paling rentan terkena DBD.

Gejala Demam Berdarah pada Anak

Gejala demam berdarah biasanya berlangsung selama 2-7 hari dan sebagian besar anak bisa sembuh setelah seminggu. Demam tanpa adanya gejala lain merupakan ciri-ciri DBD pada anak yang tergolong ringan. Sementara DBD dengan gejala berat kemungkinan akan berdamapak pada kerusakan organ, perdarahan, dehidrasi, bahkan kematian.

Jenis Demam Berdarah

Ada 3 jenis penyakit demam berdarah, yakni demam dengue, demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrome. Berikut ini adalah ciri-ciri serta gejala DBD pada anak:

  1. Demam dengue
    Tipe ini adalah bentuk DBD ringan yang tidak atau belum menyebabkan perdarahan. Pada awalnya penyakit ini hanya menimbulkan gejala demam dan seringkali sulit dideteksi dengan gejala awal flu atau infeksi virus lain.

  2. Demam berdarah dengue (DBD)
    Bentuk demam dengue disertai gejala sakit atau nyeri pada ulu hati terus menerus. Gejalanya berupa perdarahan pada hidung, mulut, gusi, atau memar pada kulit. Beberapa penderita juga mengalami muntah terus menerus yang kadang disertai darah.

  3. Dengue shock syndrome (DSS)
    Demam berdarah ini tergolong berat, ditandai dengan rasa haus berlebihan (tanda dehidrasi), perdarahan yang parah, tekanan darah menurun drastis, mengantuk terus menerus hingga penurunan kesadaran, dan kebocoran plasma yang bersiko kematian.

Fase Penyakit Demam Berdarah
  1. Fase demam berdarah pertama
    Pada hari 1-3, penderita akan mengalami demam yang mendadak tinggi yang disertai dengan sakit kepala, sakit di belakang bola mata, badan ngilu dan nyeri, mual serta kadang disertai dengan bintik merah pada kulit. Selain gejala di atas, terkadang pada fase pertama ini juga mengalami nyeri tenggorokan, infeksi pada tenggorokan, dan selaput melindungi kornea mata.

  2. Fase demam berdarah kedua
    Pada hari 4-5, penderita akan memasuki fase kritis, ditandai dengan demam mulai turun dan kadar trombosit darah mengalami penurunan. Gejala ini membuat banyak orang menganggap bahwa penderita telah sembuh dari DBD pada fase kritis ini, padahal pada fase ini kemungkinan akan terjadi Dengue Shock Syndrome yang dapat menyebabkan perdarahan hingga penurunan kesadaran.

  3. Fase demam berdarah ketiga
    Pada hari 6-7 barulah penderita DBD memasuki fase penyembuhan. Fase ini ditandai dengan kondisi penderita yang mulai membaik, mulai dari nafsu makan, perdarahan darah mulai membaik dan normal, serta frekuensi buang air kecil juga mulai membaik dan kembali normal. Pada fase ini, penderita harus banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang agar tubuh kembali sehat, juga meningkatkan kadar trombosit darah yang sebelumnya turun.

Pengobatan dan penanganan DBD

Hingga saat ini belum ada metode pengobatan spesifik untuk mengobati demam berdarah. Penanganan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Berikut ini adalah penanganan yang dapat membantu penyembuhan anak:

  1. Pastikan anak tidak kekurangan cairan atau dehidrasi dan berikan cairan lebih sering dari biasanya. Bayi usia 6 bulan ke bawah hanya diperbolehkan minum ASI atau susu formula. Air putih bisa diberikan bila si kecil sudah berusia di atas 6 bulan.

  2. Memberikan makanan yang kaya akan nutrisi, terutama yang tinggi protein.

  3. Pastikan anak cukup istirahat.

Langkah pencegahan DBD pada anak dan pengidap DBD
Langkah-langkah yang bisa diterapkan pada rumah untuk mencegah DBD:

  1. Pasang kawat antinyamuk pada pintu atau jendela.
  2. Pakaikan anak baju dan celana yang tertutup. Serta gunakan kaus kaki saat pergi keluar rumah.
  3. Gunakan kelambu untuk menutupi tempat tidur anak
  4. Gunakan obat nyamuk sesuai petunjuk. Pilihlah yang mengandung DEET atau minyak lemon eucalyptus.
  5. Batasi waktu anak untuk keluar pada jam-jam sekitar fajar dan senja.
  6. Keringkan genangan air di lingkungan rumah.
  7. Kuras wadah-wadah berisi air, seperti bak mandi dan vas bunga, dan sikat dindingnya untuk menghilangkan jentik-jentik nyamuk.

Jika ada pertanyaan atau keluhan serupa, hubungi dokter di jam praktek. Terima kasih

Author